Menyediakan Ilmu Pengetahun Umum dan Keagamaan yang disediakan beserta E-Booknya secara gratis.

Senin, 30 Mei 2011

Syukur dan Sabar Kunci Kehidupan

T
ak berlebihan kalau dikatakan bahwa syukur dan sabar adalah kunci kehidupan. Kedua sifat tersebut dapat  memformat kita untuk selalu berada dalam koridor keridhaan Allah.
Bersyukur, berarti menyadari realisasi kehidupan bahwa betapa takterhingganya nikmat dan karunia yang dicurahkan ke Allah kepada kita. Tentu saja rasa syukur tidak cukup dengan hanya dilafalkan dengan ucapan “alhamdulillah”, tapi juga harus ditambatkan pada realita kehidupan kita yakni berupa pengabdian kepada Yang Memberi Karunia dan Kenikmatan.
Bersabar, berarti menyadari bahwa segala sesuatunya berada di bawah kendali kekuasaan Allah. Kita tidak meiliki kemampuan untuk mencegah dan menolak setiap musibah sehingga harus menerima itu semua sebagian ujian dan cobaan dari-Nya.
Etalase sejarah keteladanan Nabi Sulaiman, Nabi Ayub, dan nabi-nabi yang lain adalah panutan kehidupan. Memang sudah terlalu sulit menemukan manusia-manusia seperti itu di zaman sekarang ini. Namun paling tidak dapat menganut prinsip-prinsip kesyukuran dan kesabaran seperti yang dimiliki nabi-nabi tersebut.
Di dunia, setan senantiasa memberi iming-iming yang tampaknya begitu indah. Firman Allah, “setan berkata, ‘disebabkan Engkau telah memvonis aku sebagai makhluk sesat, aku akan hiasi apa yang ada di dunia ini sampai manusia memandang baik kemaksiatan dan aku akan menyesatkan semua orang kecuali orang yang telah mengikhlaskan dirinya.’” (Hijr: 39)
Beragam hiasan di dunia ini mempunyai daya tarik yang luar biasa. Padahal yang diperlukan untuk kehidupan fana ini sebenarnya sangatlah sedikit. Pakaian, makanan, kendaraan, dan sejenisnya sangatlah terbatas. Tapi kenapa kita terlaluserakah ingin memiliki semuanya? Itu berarti ada dorongan dan desakan dari luar diri kita. Kalau semua tuntutan itu dipenuhi, pada akhirnya akan menyaksikan diri kita sendiri.
Itulah yang banyak ita lihat sekarang. Ketika ada kesempatan memperoleh banyak harta, disergapnya habis-habisan tanpa menyadari bagaimana seharusnya kita fungsikan harta itu. Jadilah dia orang kaya yang memanfaatkan harta semata-mata untuk menyalurkan nafsu setannya. Pada akhirnya orang semacam ini biasanya akan tenggelam dalam lembah kemesuman atau masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya.
Lain sekali dengan sikap Nabi Sulaiman. Setiap mendapat tambahan harta atau kekuasaan atau karunia apa saja, ia selalu menyambutnya dengan, “ini adalah karunia dari Tuhanku, apakah aku bkersyukur atau kufur”. Sikap ini menjadi pengaman dalam diri untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar keridhan Allah. Selalu tumbuh kesadaran bahwa apa yang ada di tangan kita bukanlah atas usaha dan kemampuan kita semata, tapi adalah karunia dari Tuhan yang harus di gerakkan sesuai dengan petunjuk dan tuntunan-Nya.
Lain sekali dengan sikap Nabi Sulaiman. Setiap menadapat tambahan harta atau kekuasaan maupun karunia apa saja, ia selalu menyambutnya dengan “Ini adalah karunia dari Tuhanku apakah aku bersyukur atau kufur.” Sikap ini menjadi pengalaman dalam diri untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar keridhaan Allah. Selalu tumbuh kesadaran bahwa apa yang ada di tangan kita bukanlah atas usaha dan kemampuan kita semata, tetapi adalah karunia dari Allah yang harus digerakan sesuai dengan petunjuk dan tuntunan-Nya.
Kisah Nabi Ayyub juga mengandung hikmah mendalah. Dikalah di timpah musibah, semestinya kita selalu menyadari bahwa di balik itu semua ada kemnangan yang menunggu. Manakalah kita berhasil mempertahankan kebesaran, berarti kita telah mematahkan sendi-sendi pertahanan setan. Kenapa Nabi Ayyub lolos dari ujian berat yang ditimpahkan kepadanya ? karena setiap mendapatkan ujian di mengatakan bahwa, “Boleh jadi kamembenci sesuatu padahal sesuatu itu baik sekali bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu.” (Al-Baqaroh : 126).
Disitulah letak kelebihan orang yang pandai bersyukur dan bersabar sebagai minifestasi iman. Kata nabi, “Sungguh menakjubkan keadaan orang beriman itu karena semua keadaannya baik melulu. Hal seperti itu akan didapati kecuali pada orang yang beriman. Yaitu apabila memperoleh nikmat karunia ia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Bila ditimpa kesusahan is bersabar, dan sabar itu baik baginya.” (Riwayat Muslim)*

Read More......
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Save Palestina

Flag

My Facebook

NEW

Paling Populer

 

Kamu Pengunjung Ke

This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Njong Masohi